Nurul Mukhlisa

Nurul Mukhlisa
iseng aja

Minggu, 29 Maret 2015

LAPORAN PENDAHULUAN KEHILANGAN




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif .
Setiap individu mempunyai  kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Bila individu kehilangan kebutuhan tersebut atau tidak terpenuhi, akibatnya dapat berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan. Kelompok menilai masalah psikososial kehilangan ini merupakan hal penting yang harus dipelajari dalam keperawatan jiwa.

1.2  Tujuan
Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan tentang masalah psikososial kehilangan.
Tujuan Khusus : Memberikan pemahaman tentang masalah psikososial kehilangan.

1.3  Manfaat Penulisan
Agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan lebih memahami masalah psikososial kehilangan.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Kehilangan
Merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
Berduka
Respons emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.

2.2 Tipe Kehilangan
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe :
a.       Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang yang sangat berarti / di cintai.
b.      Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

2.3 Faktor Penyebab Kehilangan
Tergantung dari :
1. Arti dari kehilangan
Misalnya Kehilangan orang yang dicintai atau dihormati.
2. Sosial budaya
Misalnya kehilangan karena perpisahan dengan lingkungan yang dikenal.
3. Kepercayaan / spiritual
Misalnya kehilangan rasa kepercayaan kepada orang lain.
4. Status social ekonomi
Misalnya kehilangan harta dikarnekan bangkrut atau yang lainnya.
5. Kondisi fisik dan psikologi individu
Misalnya kehilangan kesejahteraan fisik, psikologik dan social.

2.4 Tahap Reaksi Berduka
(Potter, 1989 dan Tarwoto, 2003)
1.      Pengingkaran (Denail)
Tahap kejutan dan penolakan : merupakan awal diagnosa penyakit.
Respons individu : seperti “itu tidak mungkin!” atau “saya tidak percaya”.
Fokus pada pengingkaran disebabkan tidak dapat memperhatikan fakta yang dijelaskan.
Perasaan tidak percaya dan syok.
Tanda :
·         menangis
·         gelisah
·         lemah
·         letih
·         pucat

2.      Marah (Anger)
Perasaan marah yang tidak terkendali. Perasaan ini dapat diproyeksikan pada benda atau orang.
Respons individu : “saya…?, tidak, mengapa saya?”  dan muncul perasaan sedih, rasa bersalah dan marah.
Tanda :
·         Muka merah
·         Suara keras
·         Tangan mengepal
·         Nadi cepat
·         Gelisah dan prilaku agresif. Merupakan mekanisme pertahanan yang ditujukan pada kesehtan dan kehidupan.


3.      Tawar menawar (bargaining)
Individu mampu mengungkapkan marah akan kehilangan, ia akan merefleksikan rasa bersalah, takut dan rasa berdosa
Respons individu/keluarga: “ya, benar”., “tapi…, kalau terjadi sesuatu pada saya, biarlah setelah saya tobat”
Kesempatan menyelesaikan urusan dunia at, pembagian harta).
Semua permohonan hendaknya dipenuhi karena merupakan hal yang harus dibereskan sebelum mati.

4.      Depresi
Proses menghadapi kematian sehingga klien dan keluarga mengalami perasaan kehilangan yang mendalam disertai depresi dan putus asa
Individu menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Prilaku : menolak makan dan susah tidur
Respons Klien : “ya, benar saya…”.

5.      Menerima (acceptance)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang terpusat pada objek kehilangan mulai berkurang.
Individu menyadari dan menerima proses kematian sehingga minat dan aktivitas jangka panjang menurun.

2.5 Proses Kehilangan
a.       Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna positif – melakukan kompensasi dengan kegiatan positif – perbaikan (beradaptasi dan merasa nyaman).
b.      Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna – merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekpresikan ke dalam diri – muncul gejala sakit fisik.
c.       Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna – merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekspresikan ke luar diri individu – kompensasi dengan perilaku konstruktif – perbaikan (beradaptasi dan merasa nyaman).
d.      Stressor internal dan eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna - merasa tidak brdaya – marah dan berlaku agresi diekspresikan ke luar diri individu – kompensasi dengan perilaku destruktif – merasa bersalah – ketidakberdayaan.


ASUHAN KEPERAWATAN
I.     PENGKAJIAN
Data yang dapat dikumpulkan adalah:
a. Perasaan sedih, menangis.
b. Perasaan putus asa, kesepian
c. Mengingkari kehilangan
d. Kesulitan mengekspresikan perasaan
e. Konsentrasi menurun
f. Kemarahan yang berlebihan
g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
i. Reaksi emosional yang lambat
j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Diagnosa Keperawatan :
Berduka
Suatu keadaan dimana individu atau keluarga mengalami respons manusia alami yang melibatkan reaksi psikososial dan fisiologik pada kehilangan actual atau dirasakan (orang, objek, fungsi, status, hubungan)

Diagnosa keperawatan :
Berduka, antisipasi
Keadaan dimana seorang individu/kelompok mengalami reaksi-reaksi dalam berespons terhadap kehilangan bermakna yang diperkirakan.

Diagnosa keperawatan :
Berduka Disfungsional
Keadaan dimana seorang individu atau kelompok mengalami berduka yang berkepanjangan dan terlibat dalam aktivitas yang menyimpang.

III. INTERVENSI
Tujuan Umum;
 Klien mampu melakukan hubungan interpersonal tanpa hambatan.

Tujuan khusus;
Klien mampu;
a. Mengungkapkan perasaan berduka
b. Menjelaskan makna dari kehilangan
c. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai.
d. Membina hubungan baru yang bermakna.
e. Mendapatkan dukungan keluarga dalam mengatasi kehilangan.

IV. TINDAKAN KEPERAWATAN :
1.1 Lakukan pendekatan dengan prinsip hubungan perawat – klien yang terapiutik
• Empati dan perhatian
• Jujur dan tepati janji
• Terima klien apa adanya
1.2 Beri dorongan klien mengungkapkan perasaan berdukanya
1.3 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien, jangan menghukum / menghakimi.


2.1 Tingkatkan kesadaran klien terhadap kenyataan kehilangan.
2.2 Diskusikan dengan klien respon marah, sedih, perasaan bersalah merupakan hal
yang wajar bila seseorang mengalami kehilangan.
2.3 Beri dukungan secara non verbal seperti; memegang tangan , menepuk bahu.
2.4 Amati perilaku verbal dan non verbal selama klien bicara.

3.1 Sediakan waktu untuk kontak dengan klien secara teratur
3.2 Ajarkan pada klien tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang
berhubungan dengan setiap tahapan.
3.3 Dorong klien untuk berbagi rasa dengan sumber-sumber yang tersedia untuk saling
berbagi.

4.1 Bantu klien dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya.
4.2 Bantu mengidentifikasi aktifitas yang disukai dan dorong klien untuk melaksanakannya
4.3 Libatkan klien dalam aktivitas motorik
4.4 Beri umpan balik positip atas keterlibatan klien dalam aktivitas.

5.1  Diskusikan dengan keluarga tentang proses berduka yang dialami klien dan ajarkan
pada keluarga tahapan berduka serta cara untuk mengatasinya.
5.2 Anjurkan keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien, mendengarkan
ungkapan klien berkaitan dengan pengalaman kehilangan.

V. EVALUASI
Respon klien dinilai berdasarkan pertanyaan dibawah ini :
1. Apakah klien sudah dapat mengungkapkan perasaannya secara spontan ?
2. Apakah klien dapat menjelaskan makna kehilangan terhadap hidupnya ?
3. Apakah klien mempunyai system pendukung untuk mengungkapkan perasaannya ?
4. Apakah klien menunjukan tanda-tanda penerimaan terhadap kenyataan kehilangan ?
5. Apakah klien sudah dapat membina hubungan baru yang bermakna dengan orang lain ?
6. Apakah klien sudah mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi
akibat kehilangan ?


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
Berduka merupakan respons emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
Faktor penyebab kehilangan dapat tergantung dari arti dari kehilanganitu sendiri, sosial budaya, kepercayaan / spiritual, status social ekonomi dan kondisi fisik dan psikologi individu.
Tahap Reaksi Berduka
Pengingkaran (Denail) ---- Marah (Anger) ---- Tawar menawar (bargaining) ---- Depresi
---- Menerima (acceptance)



3.2  Saran

Melalui makalah ini diharapkan mahasiswa dapat dengan sunguh-sungguh untuk memahami materi masalah psikososial kehilangan ini.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Maslim. Rusdi; Diagnosis Gangguan Jiwa> Rujukan Ringkasan dari PPDGJ –III.Jakarta 1997.
2.      Marmis.Wf: catatan ilmu kedokteran jiwa, Airlangga University Press, Surabaya 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar