Nurul Mukhlisa

Nurul Mukhlisa
iseng aja

Jumat, 27 Maret 2015

Lp Ca Ovarium



Ca Ovarium
1.      Pengertian
Kanker indung telur adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008, diakses tanggal 28 Mei 2009).
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker  ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995).

2.      Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi:
a.       Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1)      Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2)      Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
3)      Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4)      Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5)       Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b.      Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal  (Ari, 2008).
Germ cell terdiri atas :
ü  Disgermioma
ü  Mixed germ cell tumor
ü  Teratoma imatur
ü  Koriokarsinoma
ü  Endodermal sinus tumor
ü  Embrional karsinoma
c.       Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari, 2008).
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
I A
 Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
I B
 Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
I C
 Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :
  1. Mengenai permukaan luar ovarium
  2. Kapsul rupture
  3. Ascites (+)

Stadium II perluasan pada rongga pelvis
II A
 Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B
 Mengenai organ pelvis lainnya
II C
 Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :
  1. Mengenai permukaan ovarium
  2. Kapsul ruptur
  3. Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A
 Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
 Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B
 Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
III C
1.      Meluas mengenai KGB
2.      Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis jauh.
 Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.
Derajat keganasan kanker ovarium
    Derajat 1 : differensiasi baik
    Derajat 2 : differensiasi sedang
    Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.
3.      Etiologi
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker ovarium. Secara umum, kanker dimulai ketika sel-sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang di luar kendali, dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan terdekat dan dapat pecah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain dalam tubuh (metastasis). Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
  • Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
  • Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
4.      Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
ü  Haid tidak teratur
ü  Ketegangan menstrual yang terus meningkat
ü  Menoragia
ü  Nyeri tekan pada payudara
ü  Menopause dini
ü  Rasa tidak nyaman pada abdomen
ü  Dispepsia
ü  Tekanan pada pelvis
ü  Sering berkemih
ü  Flatulenes
ü  Rasa begah setelah makan makanan kecil
ü  Lingkar abdomen yang terus meningkat.

Pada stadium dini gejala-gejala kanker ovarium tidak khas, lebih dari 70% penderita kanker ovarium sudah dalam stadium lanjut. Gejala kanker ovarium yang sering ditemukan :
Ø  Nyeri perut
Ø  Perut buncit
Ø   Gangguan fungsi saluran cerna
Ø  Berat badan turun secara nyata
Ø  Perdarahan pervaginam yang tidak normal
Ø  Gangguan saluran kencing
Ø  Rasa tertekan pada rongga panggul
Ø  Nyeri punggung
Ø  Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut
5.      Faktor Resiko Tejadinya Kanker Ovarium
  1. Obat kesuburan
  2. Pernah menderita kanker payudara
  3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
  4. Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
  5. Wanita di atas usia 50 tahun
  6. Wanita yang tidak memilki anak (nullipara)
  7. Wanita yang memiliki anak lebih dari 35 tahun

6.      Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang dimulai dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker ovarium biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum.
Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik, implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian transdiaphragmatic. Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung untuk menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan peritoneum. Seperti dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili pemikiran untuk melakukan pementasan bedah, operasi debulking, dan administrasi kemoterapi intraperitoneal. Sebaliknya, penyebaran hematogen secara klinis yang tidak biasa pada awal proses penyakit, meskipun tidak jarang terjadi pada pasien dengan penyakit lanjut.

7.      Manifestasi Klinis
Gejala kanker ovarium tidak spesifik dan lebih mirip gejala-gejala umum seperti gejala gangguan pencernaan atau kandung kemih. Seorang wanita dengan kanker ovarium dapat didiagnosis dengan cara membandingkan dengan kondisi lain sebelum akhirnya memahami dia menderita kanker.
Kunci utama untuk memahami kanker ovarium adalah tanda-tanda dan gejala yang terus memburuk. Gejala tersebut meliputi gangguan pencernaan, yang cenderung untuk datang dan hilang atau terjadi dalam situasi tertentu atau setelah makan makanan tertentu. Kanker ovarium, biasanya fluktuatif, konstan, dan secara bertahap memburuk.
Studi terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan kanker ovarium lebih mungkin dibandingkan perempuan lain untuk secara konsisten mengalami gejala berikut:
  1. Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah
  2. Tekanan pada perut, merasa kenyang, bengkak atau kembung
  3. Urinary urgensi
  4. Rasa tidak nyaman atau sakit panggul
  5. Mual
  6. Sembelit
  7. Sering buang air kecil
  8. Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
  9. Peningkatan ketebalan perut atau pakaian ketat pas di pinggang
  10. Sakit saat hubungan seksual (dispareunia)
  11. Kekurangan energi
  12. Punggung sakit
  13. Perubahan menstruasi
  14. Panggul terasa berat
  15. Perdarahan pervaginam
Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan pertanda awal dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun karena penimbunan cairan. Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul, anemia dan berat badannya menurun. Kadang kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut.
8.      Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
  1. Pemeriksan darah lengkap
  2. Pemeriksaan kimia darah
  3.  Serum HCG
  4. Alfa fetoprotein
  5. Analisa air kemih
  6. Pemeriksaan saluran pencernaan
  7.  Laparatomi
  8. CT scan atau MRI perut.
  9. Pemeriksaan panggul.
  10. USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh.
  11. Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian
  12. CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125 dalam darah mereka.
9.      Penatalaksanaan
Ø  Pengobatan
Pada umumnya, pengobatan kanker ovarium dilakukan dengan tindakan operasi, lalu dilanjutkan dengan pengobatan tambahan seperti kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi.
  1. Operasi
Pada umumnya dilakukan:
ü  Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ sekitarnya
ü  Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan kedua saluran tuba fallopii
ü  Omentektomi yaitu mengangkat lipatan selaput pembungkus perut yang memanjang dari lambung ke alat-alat perut
  1. Radioterapi
Teleterapi pelvis dan abdomen dan penetesan isotop radioaktif pada rongga peritoneal digunakan pada wanita dengan kanker ovarium tahap awal (stadium I dan II). Isotop radioaktik (P32) digunakan sebagai terapi residual kanker pada rongga peritoneum. Pasien yang memiliki residu penyakit yang terbatas, kurang dari 2cm, merupakan kandidat utama terapi P32 ini.
  1. Kemoterapi
Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara sistematik menunjukkan aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin, karboplatin, doksorubisin, ifosfamid, dan etoposid juga menunjukkan hasil yang bervariasi dari 27% sampai 78%. Secara keseluruhan, kombinasi terapi sistematik dengan takson, sisplatin, siklofosfamid meningkatkan respon terapi, angka kesembuhan atau kemungkinan hidup.
10.  Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
  1. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
  2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
  3. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi, dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium, bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi.
11.  Komplikasi
  1. Penyebaran kanker ke organ lain
  2. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ
  3. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
  4. Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.


Asuhan Keperawatan Ca Ovarium
1.      Pengkajian
v  Data diri klien
v  Data biologis/fisiologis ® keluhan utama, riwayat keluhan utama
v  Riwayat kesehatan masa lalu
v  Riwayat kesehatan keluarga
v  Riwayat reproduksi ® siklus haid, durasi haid
v  Riwayat obstetric ® kehamilan, persalinan, nifas, hamil
v  Data psikologis/sosiologis ® reaksi emosional setelah penyakit diketahui
v  Pemeriksaan fisik
        Aktifitas istirahat
Gejala :
ü  Kelemahan / keletihan
ü  Perubahan pada pola tidur
ü  Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam
ü  Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi
        Integritas ego
Gejala :
Ø  Faktor sress,merokok,alcohol
Ø  Menunda mencari pengobatan
Ø  Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
Ø  Menyangkal diagnosis, putus asa
        Eliminasi
Gejala :
Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur ,sering berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.
        Makanan dan minuman
Gejala : dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat).
        Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
        Nyeri / ketidaknyamanan Gejala :
        Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat ( dihubungkan dengan proses penyakit )
        Nyeri tekan pada payudara
        Keamanan
Gejala  : pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen
Tanda              : demam ,ulserasi
        Seksualitas
Gejala : Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas seksual dini.
        Interaksi social
Gejala :
ü  Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung
ü  Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
ü  Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran
2.      Diagnosa Keperawatan
1)      Nyeri  berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
2)      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada diafragma.
3)      Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
4)      Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

3.      Intervensi
Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam rasa nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Setelah diberi tindakan keperawatan skala nyeri berkurang
1.      Kolaborasi tindakan pembedahan untuk pengangkatan kanker.
2.      Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
3.      Atur posisi senyaman mungkin.
4.      Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
5.      Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
1.      Pembedahan bertujuan untuk menghilangkan faktor utama penyebab nyeri.
2.      Menghilangkan rasa nyeri
3.      Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
4.      Merelaksasi otot – otot tubuh
5.      Mengidentifikasi skala dan perkembangan nyeri.
2.
Tujuan : Mengembalikan pola nafas klien menjadi normal kembali
Kriteria Hasil :
   ·          Klien tidak mengeluh sesak
   ·          RR normal kembali antara 16-24x/mnt
   ·          Klien tidak terlihat cemas dan gelisah
a.      Batasi aktivitas dan mobilisasi  klien

b.      Mengistirahatkan klien dengan posisi semifawler
c.       Longgarkan baju klien


d.      Kolaborasi pemberian terapi oksigen


e.       Tenangkan klien
a.      Istirahat dapat mengurangi konsumsi O2 klien
b.      Posisi semi fawler menambah ruang ekspansi dada
c.       Baju klien yang longgar mempermudah klien dalam bernafas
d.      Terapi oksigen dibutuhkan jika klien membutuhkan O2 lebih
e.       Jika klien tenang maka konsumsi O2 semakin efisien
3.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : mual (-), nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil, penambahan berat badan progresif.
a.       Pantau masukan makanan setiap hari.
b.      Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya protein kaya nutrient, dengan masukan cairan adekuat.
c.       Dorong penggunaan suplement dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
d.      Kontrol factor lingkungan. Hindari terlalu terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas.
e.       Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajenasi, latihan sedang sebelum makan.
f.       Identifikasi pasien yang mengalami mual atau muntah yang diantisipasi.
a.       Mengidentisifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
b.      Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa).
c.       Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan kalori dan protein adekuat.
d.      Dapat mentriger respons mual muntah.
e.       Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
f.       Mual atau muntah psikogenik terjadi karena perubahan lingkungan pengobatan atau rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.
4.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Kriteria hasil
berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya.
a.       Dengarkan dengan seksama apa keluh kesah klien
b.      Berikan solusi yang relevan
c.       Berikan informasi tentang kesehatan klien
d.      Temani klien dalam memutuskan sesuatu
e.       Berikan humor ringan kepada klien
a.       Dengan mendengarkan keluh kesah klien maka akan mengurangi stress klien
b.      Solusi relevan sangat dibutuhkan klien
c.       Informasi tentang keadaan klien sangat dibutuhkan
d.      klien membutuhkan teman untuk berbagi
e.       Humor sangat diperlukan klien untk mengurangi stress yang dirasakanya
4.      Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat menerima stress situasi atau prognosis, mencegah komplikasi, membantu program rehabilitas individu, memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
 
5.      Evaluasi
1)      Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2)      Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
3)      Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4)      Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
5) Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual.

http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/18/asuhan-keperawatan-kanker-ovarium/ 
http://midcare.blogspot.com/2012/02/ca-ovairium.html
http://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-maternitas/askep-ca-ovarium-serviks/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar